PENYANYI sekaligus penulis lagu indie pop, Fiji Blue, merilis album perdananya yang sudah lama dinantikan, Glide. Proyek album yang berisi 11 lagu itu, ia didedikasikan untuk istrinya, Natasha, yang saat ini sedang berjuang melawan kanker otak.
Dikatakan sebagai proyek Fiji Blue menyentuh hati, album ini berisi lagu-lagu yang paling personal yang pernah dia tulis.
Meskipun ditulis dari pengalaman pribadinya, pada dasarnya album ini tetap bertemakan tentang cinta dan rasa kehilangan yang tetap bisa diartikan secara universal, baik bersifat platonis maupun romantis.
"Album ini ditulis selama periode transisi yang aku alami secara pribadi," jelas Fiji Blue.
"Ada banyak penyesuaian yang harus dilakukan saat ketika kita menghadapi akhir dari sebuah hubungan dengan seseorang, ada momen dimana kita merasa terjebak di tengah sesuatu, dan tentunya di waktu yang bersamaan kita juga sedang mencoba memproses semua perasaan yang intens yang ada di dalam diri kita... rasanya seperti memulai dari awal lagi, baik secara emosional maupun dalam hal menulis lagu itu sendiri," lanjut penyanyi bernama lengkap Trevor Dering itu.
Setelah menunda tur bagian Amerika Utaranya tahun ini untuk menemani istrinya, Natasha, yang sedang dalam pemulihan dari operasi otak, Fiji Blue akan membawa lagu-lagu pada album terbarunya Glide ke pendengar di Amerika Serikat (AS) dan Kanada pada Februari dan Maret mendatang.
Agustus lalu, ia telah tampil di beberapa festival terbesar dalam karirnya, termasuk Summer Sonic di Tokyo dan Lalala Festival di Jakarta.
Bulan November lalu, Fiji Blue juga baru menyelesaikan tur kawasan Asianya dengan menghampiri Singapura, Taipei, Manila, dan Hong Kong.
Mengambil inspirasi dari musisi-musisi seperti Stevie Ray Vaughan, dan John Mayer, Fiji Blue menemukan proses kreatifnya dalam memadukan gaya penulisan lirik storytelling dengan iringan gitar.
Setelah mengumpulkan lebih dari 300 juta streaming dari tiga EP yang ia rilis—Reasons You Should Care (2021), Goodbye (2021), dan I Loved You, What Happened? (2022)—Glide menjadi album pertama dari Fiji Blue.
Untuk menceritakan kisah-kisah dalam album mendatangnya, Fiji Blue pergi ke Topanga selama seminggu untuk menulis lagu. Setiap harinya ia menyelesaikan satu lagu yang kemudian langsung dipadukan dengan instrumentasi dari piano dan gitar akustik.
Ada emosi yang terasa di setiap nada, kord, dan melodi dalam Glide, menyeimbangkan antara rasa sakit hati dan kasih sayang yang menginspirasi mereka.
Pada titik yang paling menyayat hati, album ini menjadi sebuah renungan tentang mereka yang tidak pernah benar-benar meninggalkan kita, jejak samar yang terus ada lama setelah kehidupan berjalan ke arah yang berbeda.
Album ini kaya dengan perasaan bersyukur untuk orang-orang tersayang di sekitar kita semua seperti teman, keluarga, serta masa depan yang penuh harapan dan banyak kemungkinan terjadi.
"Aku suka musik yang terdengar melankolis, dan jika ada kesempatan di mana aku bisa menulis lagu yang sedih terus, aku dengan senang hati akan melakukannya," katanya dengan tawa. "Hal yang benar-benar aku sukai dari proyek Fiji Blue ini adalah aku bisa mencoba menggabungkan produksi musik yang kesannya membangkitkan semangat namun di satu sisi lirik aku tulis sebenarnya cukup melankolis. Menurutku mencoba menemukan keseimbangan di antara kedua hal ini cukup menyenangkan." (Z-1)